Brisbane, Suka musik metal? Penelitian menunjukkan bahwa dari berbagai genre musik yang ada, musik keras dapat menimbulkan perasaan positif bagi orang yang sedang marah atau sedih.
Penelitian terbaru dari University of Queensland di Australia menunjukkan bahwa genre musik tersebut sebenarnya dapat menyebabkan perasaan positif bagi orang yang sedang marah. Peneliti melibatkan 39 pendengar regular musik ekstrem dengan rentang usia 18 hingga 35 tahun.
Partisipan mendengarkan heavy metal, punk rock, screamo, atau hardcore music, dan mendengarkan setidaknya 50 persen dari waktu keseluruhan mendengarkan lagu. Penelitian menemukan bahwa fans musik ekstrem tersebut mengalami berbagai emosi dari sedih hingga marah dengan tujuan untuk menenangkan diri mereka. Energi dari musik mampu 'menyesuaikan' kemarahan mereka tetapi juga meningkatkan emosi positif dan membuat mereka menjadi lebih aktif dan inspiratif.
Selain itu, penelitian juga melibatkan partisipan yang menjadi subjek penelitian dalam simulasi yang mendorong kemarahan mereka. Dalam wawancara simulasi yang berlangsung 16 menit, partisipan akan dijelaskan satu atau lebih kejadian yang memicu perasaan marah. Untuk menambah rasa marah, partisipan diprovokasi dengan topik seputar hubungan dengan orang terdekat hingga keuangan. Kemudian, mereka diberikan pilihan untuk mendengarkan musik ekstrem dari playlist pilihan mereka atau hanya duduk tenang selama 10 menit.
"Hasil menunjukkan tingkat kebencian, rasa marah, dan stres menurun setelah lagu diputar dan perubahan signifikan yang dilaporkan adalah tingkat inspirasi yang mereka rasakan," ucap Leah Sharman, mahasiswa kehormatan University of Queensland yang bekerja dengan Genevieve Dingle, dosen School of Psychology dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari Medical Daily pada Senin (22/6/2015).
Musik ekstrem, khususnya musik heavy metal meningkatkan perasaan positif pada fans maupun non-fans dari musik tersebut. Mereka tidak menemukan adanya agresi dan faktanya orang yang mendengar musik ekstrem sama relaksnya dengan orang yang duduk tenang.
"Itu menarik bahwa setengah dari lagu yang dipilih memiliki tema kemarahan atau agresi dan sisanya memilih tema sedih," ucap Sharman. "Partisipan melaporkan bahwa mereka menggunakan musik untuk meningkatkan rasa bahagia mereka, membenamkan diri dalam perasaan jatuh cinta, dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Semua respons menunjukkan bahwa pendengar memilih musik ekstrem dengan tujuan untuk mengatur diri secara positif,"
Penelitian yang dipublikasikan di Frontiers di Human Neuroscience tersebut melibatkan partisipan yang kebanyakan berasal dari Australia dan sisanya dari Swedia, Indonesia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. [Banjarsari Underground]