14 July 2015
Kurt Cobain(Banjarsari Underground/Dok. Nirvana/Facebook)
Membicarakan Kurt Cobain dan Nirvana, tak akan dapat dilepaskan dari jenis aliran musik yang bermain dalam setiap nada lagu mereka. Sebuah aliran musik yang awalnya tidak dikenal dan hanya menjadi konsumsi komunitas lokal di Barat Laut Amerika Serikat, Seattle.
Grunge adalah nama aliran musik tersebut. Terisolasi dari sorotan media mainstream yang berpusat di Los Angeles dan New York. Grunge sendiri bermakna kumuh, kotor, namun kemudian menjadi sesuatu yang "digilai" seluruh dunia lebih dari 20 tahun yang lalu.
Genre punk dan metal melebur dalam alunan yang dikelompokkan dalam subgenre alternative rock ini. Tidak cuma dari punk dan metal yang berkontribusi menciptakan "makanan lokal jadi global" ini, tetapi juga beberapa menggunakan "noise rock" yang mentah dan terdistorsi, namun bukan menjadi bising, tetapi justru menggambarkan nada baru yang menggerakkan tren anak muda kala itu.
Catatan sejarah mencatat bahwa grunge mulai menjamur di lokal Seattle sekitaran pertengahan '80-an, terutama ketika sebuah album kompilasi enam band lokal, Green River, Soundgarden, Melvins, Malfunkshun, Skin Yard, dan The U-Men. Keenam band tersebut membuat sebuah album bernama Deep Six yang dirilis, pada 1986.
Album tersebut menjadi perhatian kala itu, permainan mereka yang tergolong berat dengan suara agresif yang bercampur nada dengan tempo lambat dari heavy metal sulit dideskipsikan masuk ke dalam genre tertentu. Saat itulah cikal bakal grunge lahir.
Perlahan tapi pasti grunge menarik media untuk mulai melirik subgenre tersebut. Hingga banyak band grunge bergabung dengan label komersil pada akhir '80-an. Namun, hingga saat ini, belum ada yang menyangsikan peran Nirvana dalam mewujudkan grunge menjadi "konsumsi global."
Nirvana membawa grunge menjadi wabah mendunia ketika sukses tampil dalam MTV Unplugged, pada 1992. Ketika itu, Nirvana membawakan beberapa lagu dari album pertama mereka, Bleach, dan juga album kedua mereka, Nevermind.
Pada tayangan yang ditonton jutaan orang di seluruh dunia tersebut, Smells Like Teen Spiritadalah yang sukses membuat grunge merasuki anak muda kala itu.
Album Nevermind dan Smells Like Teen Spirit mencapai kesuksesan komersil hingga sanggup menggeser album milik King of Pop, Michael Jackson, Dangerous, pada puncak Billboard kala itu.Smells Like Teen Spirit juga dianggap Rolling Stone sebagai bagian dari the 500 Greatest Songs of All Time.
Kesuksesan Nirvana di paruh awal dekade '90-an membawanya menjadi salah satu band paling laris sepanjang masa. Dengan Kurt Cobain sebagai pentolannya, band yang sepanjang kariernya hanya menghasilkan tiga album studio ini sanggup meraih penjualan album hingga lebih dari 75 juta kopi dari seluruh dunia.
Hingga ketika Nirvana merilis album ke-tiga, In Utero, pada 1993, kesuksesan masih mengikuti mereka. Namun kematian pentolan Nirvana, Kurt Cobain, yang mengejutkan pada awal April 1994 turut membuat detak grunge sempat berhenti.
Kesuksesan Nirvana dan band-band grunge lainnya seperti Pearl Jam menjadi tren anak muda kala itu. Kebiasaan hidup para pemain bandnya pun menjadi inspirasi banyak anak muda.
Smells Like Teen Spirit dibuat oleh Cobain dengan merefleksikan dirinya sendiri yang tergolong orang yang malas mencuci rambut. Rahasia itu diungkapkan oleh Charless Cross, editor media musik bulanan Seattle, The Rocket, kepada New York Times.
Penampilan Kurt Cobain kala itu pun banyak yang menganggapnya seperti pemuda yang tidur di tempat temannya selama bertahun-tahun atau pun tidur di bawah kolong jembatan.
Namun lebih dari sekadar tampilan gembel dari para pemain grunge yang menggambarkan kumuh dan dekil, musik ini dianggap oleh anak muda kala itu, dan penggemarnya hingga kini, sebagai sebuah pengetahuan, filosofi kehidupan, menggambarkan empati, kecerdasan, cinta, hasrat, kemarahan anak muda, dan tidak ada yang dapat menggantikannya.
Bukan hanya perasaan seperti itu yang dirasakan oleh grunge, tetapi lebih jauh lagi, genre ini menggambarkan ekspresi tak berbatas dan gabungan berbagai ideologi dan -isme yang berseliweran, mulai dari feminisme, liberalisme, apatisme, idealisme, dan masih banyak lainnnya.
Grunge, Musik Kumuh Andalan Nirvana
Banjarsari Underground | 6:23:00 PM | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 Comments