NO. 4 PROFANATIXA ART
Sebagai seniman gambar yg lahir dari komunitas music metal di tahun 90'an, Dinan yang bernama lengkap Didin Krisnaendy Purwanda Supartawidjaya ini sdh mulai membuat logo untuk band death/thrash pertama di Bandung yaitu Funeral di tahun 1990.
kendala informasi yg sulit, sekolah seni yg mahal, kondisi ekonomi yg tidak mapan membuatnya memperdalam ilmu gambar dari jalanan.
Sebelum bekerja secara full time di dunia gambar seperti saat ini Dinan pernah bekerja sebagai tukang edit gambar di pabrik, tukang cuci sablon, op warnet, pelayan toko, surveyor dll.
Dinan mengaku banyak berhutang jasa pada Johan Tattoo (Malang), Novan (Magic Wave), Dede Suhita (In Human Art) dan Bennie The Kitt karena dari merekalah Dinan pertama kali menggali sumber ilmu pengetahuanya.
Untuk inspirasi dia banyak terhanyut karya fantasy dari Frank Frazetta, sementara Derek Riggs, Ed Repka dan Jeff Gaither selalu jadi idolanya.
Ciri khas Dinan Art terletak pada tokoh karakter yg menyerupai monster (creature). Dipadu garis yg raw, tema yg unik dan warna yg fresh menjadikan hasil karyanya sangat imaginative.
Sejauh ini karyanya pernah digunakan : Opium, Disinfected, Forgotten, Bleeding Corpse, Embalmed, Aral Subha, Rotten Corpse, Eldest, Alone at Last, Blind to See, Tympanic Membrane, Sonic Torment, Kapital, The Cruel, Total Idiot (Bali), Bajoloco (Sgp), Chugga Ritual (Sgp) dan Seize Today (USA), Abandon All Ships (USA).
Kini nama Dinan tak hanya dikenal sebagai pelopor fanzine pertama di Indonesia (REVOGRAMS, 1994) atau sebagai vokalis dari Band Sonic Torment, kiprahnya juga kini dikenal sebagai penggagas lahirnya komunitas artworker, The Illuminator.
kendala informasi yg sulit, sekolah seni yg mahal, kondisi ekonomi yg tidak mapan membuatnya memperdalam ilmu gambar dari jalanan.
Sebelum bekerja secara full time di dunia gambar seperti saat ini Dinan pernah bekerja sebagai tukang edit gambar di pabrik, tukang cuci sablon, op warnet, pelayan toko, surveyor dll.
Dinan mengaku banyak berhutang jasa pada Johan Tattoo (Malang), Novan (Magic Wave), Dede Suhita (In Human Art) dan Bennie The Kitt karena dari merekalah Dinan pertama kali menggali sumber ilmu pengetahuanya.
Untuk inspirasi dia banyak terhanyut karya fantasy dari Frank Frazetta, sementara Derek Riggs, Ed Repka dan Jeff Gaither selalu jadi idolanya.
Ciri khas Dinan Art terletak pada tokoh karakter yg menyerupai monster (creature). Dipadu garis yg raw, tema yg unik dan warna yg fresh menjadikan hasil karyanya sangat imaginative.
Sejauh ini karyanya pernah digunakan : Opium, Disinfected, Forgotten, Bleeding Corpse, Embalmed, Aral Subha, Rotten Corpse, Eldest, Alone at Last, Blind to See, Tympanic Membrane, Sonic Torment, Kapital, The Cruel, Total Idiot (Bali), Bajoloco (Sgp), Chugga Ritual (Sgp) dan Seize Today (USA), Abandon All Ships (USA).
Kini nama Dinan tak hanya dikenal sebagai pelopor fanzine pertama di Indonesia (REVOGRAMS, 1994) atau sebagai vokalis dari Band Sonic Torment, kiprahnya juga kini dikenal sebagai penggagas lahirnya komunitas artworker, The Illuminator.